Pengalaman org Indonesia di Aussie:
Kalau Bisa Bayar, Kenapa Ambil yang Gratis!?
Sebagai salah satu dari 240 juta orang
Indonesia, maka cara berpikir saya ,tentunya tidak mungkin bisa terlepas dari
pola pikir gaya Indonesia. Salah satunya adalah: ”Kalau bisa gratis, kenapa harus beli?”
Nah, saya dapat pelajaran baru disini, yang
membuat saya tercenung dan merenung diri.
Sore Hari Roti Gratis
Awalnya dulu, saya tidak percaya, ketika ada
teman dari Indonesia yang sudah lebih lama tinggal disini. Katanya, bahwa toko
roti disini, tidak menjual roti yang sudah bermalam. Makanya kalau sudah sore,
roti bisa diperoleh secara gratis. Tapi saya sama sekali tidak melihat ada yang
antri untuk dapatkan roti gratis Padahal saya pernah saksikan di salah satu
mall di Indonesia, pada jam 7 malam ada antrean yang panjaaang, karena roti
dijual setengah harga. Nah, apalagi kalau dikasih gratis.
Pengalaman Dapat Roti Gratis
Suatu sore, sesudah menikmati secangkir
capuciino di Gloria Jeans Café yang capucinno-nya paling enak (menurut saya),
kami mampir ke toko roti. Membeli sebatang roti kismis dan minta kepada si mbak
penjaga toko roti, untuk dipotongkan, sehingga nanti dirumah gampang, tinggal
comot dan makan.
Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu
diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar. Tapi
ditolak dengan senyum manis, sambil berucap, ”It's free nothing to pay.”
“Are you sure?” kata saya.
Gadis remaja yang tugas jualan disana,
menjelaskan, bahwa kalau sudah ditutup, roti tidak boleh lagi dijual. Boleh
diberikan kepada siapa yang mau atau diantarkan ke Second Hand shop untuk orang
yang membutuhkan.
Agak tercengang juga saya dengar penjelasannya.
Terbayang, kalau di Indonesia, wah bisa bangkrut ini, karena orang bakalan
menunggu toko tutup supaya dapat yang gratis.
Ada Pembeli Lain Yang Lebih Membutuhkan
Belum selesai ngobrol dengan si mbak, tiba tiba
ada suami istri, yang juga mau belanja roti. Rupanya mereka tanpa saya sadari
sudah mendengar percakapan kami. Kelihatan si Pria adalah orang Australia,
sedangkan istrinya adalah tipe orang Asia. Si wanita juga minta roti di mbak,
tapi di cegah oleh suaminya, sambil berkata ”No darling, please. We have enough
money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who
need it more than us take it."
Wah... wah, merasa tersindir wajah saya panas…
Egoisme saya melonjak kepermukaan, merasa tersindir dengan perkataannya. Dalam
hati saya bergumam, ”Hmm saya ini dulu pengusaha tau”.
Tapi, syukur cepat sadar diri, nggak sampai
terucapkan. Karena orang yg bicara suami ke istrinya, masa iya saya tiba2
nyelak ditengah tengah? Hampir saja saya berbuat kesalahan. Karena toh mereka
tidak omongin saya… Kalau saya merasa tersindir, itu salah saya sendiri.
Renungan diri
Hingga menjelang tidur, kata kata si Suami
kepada istrinya masih tergiang ngiang rasanya, "We have enough money to
buy... why do we have to pick up a free one." ?
Setelah saya renungkan, saya merasakan bahwa
kata kata ini benar. Kalau semua orang yang punyai duit, ikut antri dan
dapatkan roti gratis, yang biasanya diantarkan ke Second Hand Shop untuk dibagi
bagikan gratis, berarti orang yang sungguh sungguh membutuhkan tidak bakalan
kebagian lagi roti gratis.
Kalau kita sanggup beli. jangan ambil yang
gratis. Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mendapatkannya.
Allah sudah memberikan patokan rezeki yang
cukup untuk kita.
Coba kalau semua orang berpikir seperti itu maka kehidupan akan teratur dan seimbang, bukan spt sekarang yang kaya ngaku miskin apalagi yang miskin ..... miskin terus ......
BalasHapus