Masjid
Jogokariyan terletak di tengah-tengah kampung Jogokariyan, Mantrijeron,
Yogyakarta. Masjid ini menjadi tempat inspirasi bagi 4 RW yang ada
disekitarnya.
Namun
kini, masjid ini sering menjadi rujukan bagi masjid-masjid lainnya dalam hal
manajemennya yang unik dan patut dicontoh bagi masjid-masjid lainnya.
Apa
keunikannya, yuk kita simak berikut ini dari rangkuman Ustadz Salim.
A.Fillah
1.
Memilik Database Warga
Setiap
tahun masjid Jogokariyan memiliki program Sensus Masjid yang bertujuan untuk
mendata jamaahnya dan sebagai informasi awal kegiatan.
Data
Base dan Peta Da’wah Masjid Jogokariyan Yogyakarta tak hanya mencakup : Nama KK
dan warga, Pendapatan, Pendidikan dan lain-lain, tetapi juga
sampai kepada :
–
Siapa saja yang sholat & yang belum sholat.
–
Yang sholat di Masjid & yang belum sholat di Masjid.
–
Yang sudah berzakat atau yg belum.
–
Yang sudah ber-qurban atau yg belum ber-qurban.
–
Yang aktif mengikuti kegiatan masjid atau yang belum.
–
Yang berkemampuan di bidang apa dan bekerja di mana.
Dari
Data Base diatas kita bisa tahu Bahwa dari 1030 KK (4000-an penduduk
sekitar masjid) yg belum sholat tahun 2010 ada 17 orang Lalu bila
dibandingkan dengan data tahun 2000 yang belum sholat 127 orang.
Dari
sinilah perkembangan Da’wah selama 10 tahun terlihat.
Data
jamaah juga digunakan untuk Gerakan shubuh Berjamaah.
Pada
tahun 2004 dibuat Undangan Cetak layaknya Undangan Pernikahan tuk Gerakan
Shubuh…
By
name…
UNDANGAN
:
Mengharap
kehadiran Bapak/Ibu/Saudara…
dalam
acara Sholat Shubuh Berjamaah, besok pukul 04.15 WIB di Masjid Jogokariyan.
Undangan
itu dilengkapi hadis-hadis keutamaan Sholat Shubuh… hasilnya…??
Silahkan
mampir ke Masjid Jogokariyan untuk merasakan Jamaah Shubuh yang hampir seperti
Jamaah Sholat Jum’at.
2.
Sistem Pendanaan Masjid
Masjid
Jogokariyan juga berkomitmen tidak membuat unit Usaha agar tidak menyakiti
jamaah yang juga memiliki bisnis serupa. ini harus dijaga,
misalnya, tiap pekan Masjid Jogokariyan biasa menerima ratusan tamu,
sehingga konsumsi untuk tamu diorderkan bergilir pada jamaah yang punya rumah
makan.
Sistem
keuangan Masjid Jogokariyan juga berbeda dari yang lain.
Jika
ada Masjid mengumumkan dengan bangga bahwa saldo infaknya jutaan, maka Masjid
Jogokariyan selalu berupaya keras agar di tiap pengumumaan saldo-infak harus
sama dengan NOL Rupiah !
Infak
itu ditunggu pahalanya tuk jadi amal sholih, bukan untuk disimpan di rekening
Bank.
Sebab
pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan jika tetangga Masjid ada yang
tak bisa ke Rumah Sakit sebab tak punya biaya atau tak bisa sekolah.
Masjid
yang menyakiti Jamaah ialah tragedi da’wah…
Sehigga
dengan pengumuman saldo infak sama dengan NOL Rupiah, maka jamaah lebih
bersemangat mengamanahkan hartanya. Pun kalau saldo Masjid masih jutaan yaa
maaf kalau malah membuat infak jamaahnya nggak semangat.
Masjid
Jogokariyan pada tahun 2005 juga meng-inisiasi Gerakan Jamaah Mandiri yaitu
: Jumlah biaya setahun dihitung dibagi 52…
ketemu
biaya pekanan…
dibagi
lagi dgn kapasitas masjid…
lalu
ketemu biaya per-tempat sholat… Setelah itu disosialisasikan…
Kemudian
Jamaah diberitahu bahwa jika dalam sepekan mereka ber-infak dengan jumlah
“segitu” maka dia katagori Jamaah Mandiri…
Adapun
jika berinfak lebih, maka dia termasuk Jamaah Pensubsidi…
Tetapi…
Jika
dia tidak ber-infak atau berinfak kurang maka dia termasuk Jamaah di Subsidi…
Kemudian
sosialisasi ditutup dengan kalimat :
”Doakan
kami tetap mampu melayani ibadah anda sebaik-baiknya…”
Gerakan
Jamaah Mandiri_ Alhamdulillah sukses menaikkan infak pekanan Masjid Jogokariyan
hingga 400%..
Toh
ternyata orang malu jika ia beribadah tapi disubsidi…
3.
Sarana dan Prasarana Masjid
Wifi
di Masjid Jogokariyan sudah dari tahun 2004 dan itu “gratis-tis”, sehingga
Jamaah baik dari anak-anak maupun dewasa tdk perlu repot-repot ke WarNet yg
sangat memungkinkan mereka untuk membuka situs yang bukan-bukan.
Kami
juga menyediakan ruang olahraga atau bermain yang terdapat alat olahraga
seperti tenis meja dan lain-lain, sehingga anak-anak atau remaja atau pemuda
yang ingin bermain atau berolahraga di Jogokariyan bisa kerasan atau
betah. Daripada “mereka” main atau ber-olahraga diluar masjid yang
biasanya waktu mereka saat itu bertabrakan dengan waktu sholat.
4.
Unik Lainnya yang ada di Masjid Jogokariyan
Tiap
kali renovasi Masjid. Takmir Masjid berupaya tak membebani jamaah
dengan Proposal sebab Takmir hanya pasang spanduk : “Mohon maaf ibadah Anda
terganggu, Masjid Jogokariyan sedang kami renovasi.” Nomor rekening
tertera di bawahnya.
Sejak
tahun 2005 Masjid Jogokariyan sudah menjalankan program Universal Conference
Insurance dimana seluruh Jamaah Masjid bisa berobat di Rumah Sakit atau
klinik manapun secara Gratis-tis dengan membawa Kartu Sehat Masjid Jogokariyan.
Dan
kami juga biasa memberi hibah Umrah bagi jamaah yang betul-betul rutin Jamaah
Sholat Shubuh di Masjid Jogokariyan.
Satu
kisah lagi untuk menunjukkan pentingnya data dan dokumentasi yakni Masjid
Jogokariyan punya foto pembangunannya di tahun 1967, gambarnya seorang Bapak
sepuh berpeci hitam, berbaju batik, dan sarungan sedang mengawasi
para tukang pengaduk semen untuk Masjid Jogokariyan.
Di
tahun 2002/2003 Masjid Jogokariyan direnovasi besar-besaran kemudian foto itu
dibawa kepada putra si kakek dalam gambar tersebut. Putranya seorang
juragan kayu.
Kami
katakan pada Putra kakek yang ada di foto tadi :
“Ini
gambar Ayahanda Bapak ketika membangun Masjid Jogokariyan, kini Masjid sudah
tak mampu lagi menampung Jamaah, sehingga kami bermaksud merenovasi masjid,
Jika berkenan tuk melanjutkan amal jariyah Ayahanda Bapak, kami tunggu
partisipasi bapak di Jogokariyan.
Alhamdulillah…
foto
tua tahun 1967 itu membuat yang bersangkutan nyumbang 1 Miliar Rupiah dan mau
menjadi Ketua Tim Pembangunan Masjid Jogokariyan sampai sekarang…Ajib…!!
Foto
tua yg telah dibingkai indah itu ternyata “seharga” 1 Miliar.
Selengkapnya silahkan kunjungi : http://masjidjogokariyan.com
Dirangkum dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar